Kenapa Awan Panas Gunung Merapi disebut "Wedhus Gembel"?


Wedhus Gembel sejatinya jenis bintang ternak yang tidak ditakuti karena penampilannya memang tidak menakutkan seperti domba yang bertanduk, berperawakan besar, dan di sejumlah tempat dijadikan hewan aduan. Wedhus Gembel memiliki bulu lebat dan gimbal yang umumnya berwarna putih dan biasanya dipakai sebagai bahan untuk membuat wol.

Tetapi bagi masyarakat sekitar Gunung Merapi, gunung berapi aktif yang lokasinya berada di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah, Wedhus Gembel yang menjadi sosok yang sangat menakutkan. Wedhus Gembel selalu menjadi bahan pembicaraan setiap gunung yang diyakini memiliki hubungan magis dengan Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yang kini menjadi Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan penguasa Laut Selatan Nyi Roro Kidul itu. Ketiga tempat itu berada di satu jalur lintasan simetris yang melambangkan hubungan erat Keraton Yogyakarta, Gunung Merapi, dan Laut Selatan.

Kenapa sangat menakutkan? Karena Wedhus Gembel itu tidak lain sebutan halus yang biasa dipakai masyarakat Jawa untuk merujuk pada wujud yang diyakini punya kekuatan luar biasa atau mematikan. Atau dalam konteks kedigdayaan sebagai sakti mandraguna.

Wedhus Gembel dalam konteks Gunung Merapi ialah awan panas yang bisa membuat tubuh gosong seperti tersengat listrik tegangan tinggi atau tersambar petir. Awan panas itu disebut wedhus gembel karena bentuknya yang bergulung-gulung, mirip bulu gimbal biri-biri, kambing yang oleh orang Jawa disebut Wedhus Gembel. Wedhus Gembel bukan seperti awan biasa yang dari jauh tampak putih halus laksana kapas raksasa.

Dalam kultur Jawa, ada kebiasaan masyarakat (atau ada yang menyebutnya sebagai kearifan lokal dalam konteks keselarasan dengan alam) untuk menyebutkan nama sesuatu yang punya kekuatan besar tidak dengan nama aslinya. Mereka lebih senang dan lega menyebut nama lain sebagai bentuk penghormatan atau gelar. Misalnya, awan panas tadi disebut wedhus gembel. Harimau biasa dipanggil dengan si mbah, ular biasa disebut oyod atau akar.

 Oleh : Nurcholis MA Basyari  inilah.com